Indonesia, dalam hal ini pertanian pernah mencatat prestasi mengesankan, dari Negara mengimpor beras terbesar di dunia menjadi pengekspor beras pada 1984 – 1989. Namun hal itu dicapai dengan bantua bahan-bahan kimia melauli pupuk dan pestisida ; dan alam pun menanggapi balik rekayasa manusia. Tanah menjadi tak subur lagi, hama pun kebal pestisida. Sehingga gagal panen jadi cerita biasa, sehingga ketahanan pangan kemudian terancam. Pertanian organic pun dilirik.
Menurut ahli teknologi pangan, yang disebut pertanian dan pangan organik adalah pangan yang diproduksi tanpa pupuk kimia atau artificial dan atau pestisida sintetis, tetapi menggunakan pupuk organic seperti menur dari kotoran dan feses ternak, yang dikenal sebagai pupuk kandang serta kompos yang terbuat dari limbah hasil panen pertanian yang telah mengalami fermentasi spontan. Sedangkan yang dimaksud dengan pestisida alami, misalnya predator binatang.
Memang, pertanian organik memerlukan kerja keras lebih. Misalnya, dengan pupuk urea, cukup diberikan sekali saat tanam, cuma perlu beberapa menit untuk menaburi seluruh lahan. Sementara dengan pupuk kandang, yang juga perlu waktu dan tenaga sendiri untuk meramuny, perlu dibubuhi dua kali – saat tanam dan masa tengah sebelum panen, dan perlu seharian penuh agar seluruh ladang rata tertabur. Namun, hasilnya berbeda meski daun sayuran kadang sedikit berlubang-lubang kecil karena dimakan ulat.
Sumber : majalah intisari, Maret 2008

Tidak ada komentar:
Posting Komentar